Dengan
bahasa sederhana, seni dapat diartikan sebagai karya ciptaan manusia
yang diwujudkan dalam bentuk benda, gerak, tari dan lagu. Seni itu
sendiri dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi
jaman yang berlaku. Bagi pariwisata, produk yang dihasilkan melalui
karya seni merupakan sarana atau wahana kebudayaan yang mempunyai nilai
ekonomis, menjadi produk wisata, terutama karena salah satu
kebutuhan wisatawan berkunjung di suatu daerah atau negara, adalah
keinginan untuk menikmati atraksi wisata, antara lain berupa pementasan
kesenian daerah.
Purwakarta yang merupakan bagian dari Jawa Barat, memiliki kesenian
daerah yang bersumber dari kesenian Jawa Barat itu sendiri. Sesuai
dengan trend atau perubahan jaman, seni Purwakarta pun berkembang sampai
akhirnya memiliki identitas tertentu, terutama dalam bentuk, gerak,
tari versi, gaya, peralatan dan busana.
Jenis kesenian yang ada di Purwakarta, antara lain kliningan,
celempungan, degung, calung, reog, wayang golek, pencak silat,
terbangan, tembang sunda cianjuran, jenaka sunda, debus, sandiwara
rakyat, jaipongan, gotong singa, buncis, tutunggulan kuntulan, kecapi
suling, odong-odong dan gondang. Jenis-jenis
kesenian tersebut dikembangkan oleh masyarakat (lembaga seni) yang
tersebar di wilayah kecamatan. Kesenian yang sudah dikemas menjadi
produk wisata, antara lain :
1. Kuntulan
Seni Kuntulan merupakan seni yang bernafaskan islami, berbentuk waditra
qosidah atau tagoni diiringi musik dan tarian bernuansa silat. Para
pemainnya berbaris seperti burung kuntul, menyuguhkan jurus-jurus silat
atraktif, sementara penabuhnya menyanyi sambil menari. Jumlah pemain
sebanyak 22 orang, memakai pakaian pangsi, jubah putih-putih dan peci
kerepus. Alat kesenian yang dimainkan, adalah genjring dan bedug besar.
Waktu pementasan sekitar 30 menit. Fokus atraksinya terletak pada
ketangkasan gerak dalam gerak memainkan 11 jurus silat Sechbandar. Jamiatu Suban yang
beralamat di Dusun Sukahaji Kelurahan nagri Kidul, adalah salah satu
grup kesenian Kuntulan yang telah memiliki nama dan reputasi.
2. Buncis
Seni
Buncis merupakan seni atraktif dan variatif, karena terdapat unsur seni
tabuh, dog-dog, angklung, nyanyian, tarian lawak dan cerita
tradisional. Pemain pria, memakai celana pangsi, baju kampret dan kain
ikat kepala. Wanitanya memakai kain sinjang, baju kebaya, rambut
disanggul. Lama pentas sekitar satu jam. Alat musik yang dipergunakan
hampir sama dengan kesenian angklung atau karawitan lainnya kecuali
dog-dog kecil dan 3 buah angklung serta dipadukan dengan gamelan (saron,
boning, angklung, terompet dan bedug besar).
Seni Buncis dimainkan oleh satu orang penabuh dog-dog, tiga orang
memegang angklung dibantu tujuh nayaga serta enam orang pemain pemeran
cerita. Fokus
atraksi yang menarik dari dari seni buncis ini, terletak pada irama dan
gerak serta pesan-pesan yang disampaikan melalui dialog humor (lawak).
Grup Wikara yang
beralamat di Jalan Basuki Rahmat,Gang Rusa IV.11 Purwakarta, merupakan
salah satu grup kesenian Buncis yang telah memiliki nama dan reputasi,
baik pada tingkat lokal, propinsi maupun nasional. Seni Buncis sangat
cocok dipentaskan bagi kebutuhan dalam acara syukuran, pernikahan,
helaran dan penyambutan tamu pengunjung/wisatawan yang berkunjung di
Purwakarta.
3. Reog
Salah satu kesenian Purwakarta yang cukup luwes dan fleksible, adalah Reog. Para
senimannya bebas membuat alur cerita, tari, gagasan dan pesan-pesan
yang disampaikan sejalan dengan perkembangan jaman. Pelaku seni reog
biasanya empat orang wanita, membawa dog-dog dibantu enam orang
pangrawit. Busanadikenakan, kebaya tradisional, kain sinjang dan rambut
disanggul. Lama pentas satu sampai dengan empat jam. Alat yang
dipergunakan, dog-dog, gendang, gendang, goong dan terompet. Fokus
atraksi yang menarik seni roeg terletak pada gerak dan lagu yang seirama
dengan suara gendang.
Sekarang ini, reog tidak saja merupakan sarana dalam penyampaian pesan
informasi. Lebih jauh telah berkembang menjadi bagian dari atraksi
wisata Purwakarta yang ditawarkan/dijual kepada pengunjung atau
wisatawan.
Arumsari
yang beralamat di Perum Purnayudha (Sadang) Desa Ciwangi Kecamatan
Bungursari merupakan salah satu contoh grup kesenian yang cukup
diperhitungkan.
4. Calung
Calung,
merupakan salah satu kesenian rakyat yang tumbuh dan berkembang
mengikuti sirkulasi kehidupan lingklungan. Bekermbangnya seni calung
ditandai dengan penelaahan idiom pada calung jinjing, layangsari dan
rantai banjaran. Calung
itu sendiri terbuat dari bambu pilihan yang telah dikemas sedemikian
rupa sehingga menghasilkan irama dengan nada pentanonis (da mi na ti la
da).
Untuk
pementasan, alat musik yang dipergunakan, adalah calung salendra, pelok
, diatonis dan gamelan salendro. Busana pemain, celana kampret,
sarung, baju pangsi dan ikat kepala yang terbuat dari kain. Lama
pementasan antara dua sampai dengan empat jam.
Fokus
yang menarik pada seni calung, terletak pada bunyi atau suara yang
dihasilkan dari instrumen bambu dan dialog komunikatif dengan paduan
iringan gamelan. Dayang Sumbi yang beralamat di Jl.Basuki
Rachmat, Gang Rusa IV no. 11 Purwakarta merupakan salah satu grup seni
calung yang cukup digemari oleh pengunjung atau wisatawan. Grup calung
ini telah dikenal lama dan mendapat tempat di hati masyarakat.
5. Pencak Silat
Pencak
silat merupakan salah satu unsur kebudayaan rakyat yang telah mengakar
dari masa ke masa. Bagi Jawa Barat, khususnya Purwakarta Pencak
silat telah melembaga menjadi bagian dari sendi-sendi kehidupan sosial
masyarakat yang terakomodasi dalam wadah paguyuban-paguyuban.
Pada
awalnya, pencak silat merupakan salah satu upaya atau alat pertahanan
atau bela diri dari ancaman pribadi maupun kelompok. Kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi ajang bergengsi menunjukan kemahiran yang klimaksnya
dilaksanakan dalam bentuk festival atau kompetisi. Lebih jauh, di
samping sebagai wahana kompetisi terus berkembang menjadi produk
(wisata) yang mempunyai nilai jual dan akhirnya memberikan nilai tambah
bagi kehidupan masyarakat.
Sekarang
ini, pencak silat sudah merupakan bagian dari komponen atraksi wisata
yang siap dipentaskan di dalam acara perhelatan, penyambutan tamu,
pengunjung atau wisatawan.
Tali Wargi, berlokasi
di Babakan Gudang Desa Plered Kec.Plered Kab.Purwakarta, adalah salah
satu grup pencak silat yang sudah mempunyai kedudukan sejajar dengan
dengan komponen grup kesenian calung, reog, buncis dan kuntulan.
Komposisi pencak silat Tali Wargi, adalah sebagai berikut :
Jumlah pemain dua puluh orang, terdiri dari pria dan wanita ditambah dengan 4 orang wiyaga. Dua
orang pemukul kendang, satu orang juru terompet dan satu orang lagi
juru goong. Busana yang dikenakan, celana pangsi hitam, baju kampret
ditambah ikat pinggang dan ikat kepala yang terbuat dari kain batik.
Fokus atraksi yang menarik pada pencak silat grup Tali Wargi ini, adalah
keindahan ketangkasan gerak, dipadu dengan dinamisnya kendang, goong
dan melengkingnya bunyi suara terompet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar